TVRI dalam Sentuhan Helmy

AGAK telat saya tahu kalau Helmy Yahya menjabat Dirut TVRI. Awal-awal disebut Helmy masuk TVRI, ada netizen yang bilang itu hal tepat. Walau, tentu berat. Berat karena orang kadung jarang nonton TVRI. Lalu apa langkah Helmy agar orang mau melirik TVRI di saat pemirsa telanjur menganggap acara-acara TVRI kurang greng di zaman now, terkesan ketinggalan dan seabreg stigma kurang positif lainnya.

Helmy, sebagai Raja Kuis dan Raja Reality Show, mampukah menyulap saluran televisi tertua di negeri ini kembali digandrungi?

Mengubah wajah kurang menarik menjadi terlihat sedap dipandang tentu butuh langkah dan modal besar. TVRI sebagai saluran yang menjangkau seluruh pelosok tanah air sudah bisa dibilang salah satu modalnya telah tercukupi. Ingat, itu hanya salah satu. Karena sebagai media penyiaran, konten adalah juga terbilang sebagai hal tak kalah penting. Konten yang bagus hanya bisa lahir dari kreatifitas SDM-nya. SDM yang kurang bisa membaca apa dan bagaimana kemauan dan menu yang diinginkan pemirsa, sepertinya relatif kurang cocok bergelut di bidang penyiaran.

Oh, tidak. Saya sedang tidak bilang orang-orang di TVRI tidak kreatif. Tidak. Namun perlu ada ‘masinis’ yang mampu membawa gerbong besar TVRI bergerak lincah dan berwajah kekinian sekaligus kedisinian. Dan betul, di pundak Helmy, sebagai sang masinis,  asa ini ditimpakan.

Sejauh ini, (tolong dikoreksi kalau saya keliru) telah terlihat wajah TVRI hasil sentuhan Helmy. Dengan tagline ‘kami kembali’, saya lihat ada upaya untuk membangkitkan kembali kejayaan TVRI. Walau, seperti yang saya bilang di awal tulisan ini, iti adalah bukan hal ringan. Karena kalau dulu TVRI berjaya karena memang belum ada musuhnya, kini, sekian banyak media penyiaran swasta dengan modal besar dan SDM muda nan penuh kreatifitas, adalah lawan tangguh yang tentu sulit untuk dikalahkan.

Betul, sebagai LPP, TVRI tak bisa dihadapkan secara begitu saja dengan televisi swasta yang orientasinya tentu adalah mengejar ‘fulus’ alias pendapatan. Ada tanggung jawab besar nan mulia yang diemban televisi saluran pemersatu bangsa ini.

Dunia Dalam Berita, Ria Jenaka, serial Oshin adalah sedikit contoh TVRI di tangan Helmy sedang  berkehendak mengulang masa keemasannya. Selain itu, ada Kuis Siapa Berani (yang siapapun tahu kuis itu dulu pernah begitu disuka pemirsa saat selalu live tiap pagi di Indosiar) yang kini tayang di TVRI saat prime time.

Yang juga menjadi catatan saya, kalau Helmy mengembalikan kejayaan TVRI dengan lebih banyak menayang ulang program lama (walau dengan kemasan baru) itu sama halnya dengan membidik penonton lama yang dulu pernah nonton serial Oshin, misalnya. Lalu pemirsa milenial, disuguhi apa dong?

Ohiya, ada Ria Jenaka Milenial ya. Namun jangan-jangan generasi milenial memang kurang suka nonton tivi, dan malah lebih asyik dengan gadgetnya.

Entahlah.

Tinggalkan Komentar